Oleh: Vishnu Juwono, Pengamat Politik Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI)
KONTENNEWS.COM – Tingkat elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terus memperlihatkan tren meningkat.
Menyusul gelombang kritik terkait Politik Dinasti yang menghantui Pemilihan Presiden 2023.
Meski Presiden Joko Widodo dan keluarga menjadi sasaran kritik tajam, popularitas pasangan ini terus unggul dibanding dua pasangan lainnya.
Baca Juga:
Dipresiasi Banyak Negara, Pernyataan Prabowo Subianto yang akan Jadi Pemimpin Pemberantasan Narkoba
Keputusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin oleh Prof. Jimly Asshiddiqie dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHU) telah menetapkan pelanggaran etik berat.
Pelanggaran etik berat dilakukan oleh Ketua MK, Prof. Anwar Usman, paman Gibran, terkait batas umur Calon Presiden dan Wakil Presiden bulan Oktober 2023.
Baca artikel lainnya, di sini: Bursa Media Online Melayani Jasa Jual Beli dan Akuisisi Portal Berita yang Masih Berjalan dan Berkualitas
Meski Anwar Usman diberhentikan sebagai Ketua MK, beliau tetap menjabat sebagai hakim MK.
Baca Juga:
Mantan Wali Kota Alice Guo Ditangkap di Kawasan Tangerang, Buronan Otoritas Pemerintah Filipina
Soal Kabar Kaesang Pangarep Tak Diketahui Keberadaanya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni Beri Penjelasan
KPK Tanggapi Pernyataan Prabowo Subianto Soal Penambahan Anggaran Pemberantasan Korupsi
Meskipun Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat kritik terkait Politik Dinasti, dan bahkan dugaan intervensi di MK, elektabilitas Prabowo dan Gibran tidak terpengaruh.
Hasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Dalam pertarungan head to head dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran bahkan mereka mampu meraih lebih dari 50 persen dukungan.
Para pemilih sepertinya telah diyakinkan bahwa penerus kebijakan Presiden Joko Widodo adalah pasangan Gibran-Prabowo.
Baca Juga:
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Pihak Istana Tanggapi Tudingan Wawancara Presiden Jokowi Merupakan Gimmick atau Settingan
Terlebih gaya pidato dan berbagai program kebijakan yang dalam bentuk kartu kebijakan dalam beberapa acara benar-benar di desain meniru ayahnya Presiden Jokowi.
Popularitas tinggi Presiden Joko Widodo, dengan tingkat kepuasan mencapai 75 persen, menjadi tantangan bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Amien-Muhaimin.
Meski sebenarnya memiliki rekam jejak lebih lengkap di pemerintahan daerah dan pusat.
Elit partai politik pendukung kedua pasangan sebaiknnya menghentikan upaya menyerang Joko Widodo dan Gibran dengan isu politik dinasti dan pengkhianatan politik.
Seiring mayoritas masyarakat yang tampaknya tidak memprioritaskan hal tersebut.
Mereka sebaiknya menyampaikan proposal kebijakan alternatif terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Yang ditawarkan ke masyrakat yang tentunya di harapkan sebagai alternatif dari kebijakan Presiden Joko Widodo selama lebih dari 9 tahun ini.
Sebaiknya pasangan Ganjar-Mahfud dan Amien-Muhaimin segera mengkampanyekan rekam jejak mereka dan proposal kebijakan sebagai alternatif kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo.
Dengan keyakinan masyarakat bahwa Prabowo-Gibran adalah penerus Presiden Jokowi, pesta demokrasi pemilihan Presiden tahun depan semakin memanas.
Ketiga kandidat Presiden dan Wakil Presiden serta masing-masing elit politik pendukungnya untuk menjalankan kampanye yang konstruktif.
Fokus pada solusi kebijakan, dan merespons aspirasi rakyat dengan proposal kebijakan yang tepat.***