Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
KONTENNEWS.COM – Pejabat sibuk pencitraan: selalu klaim terbaik, tetapi faktanya jeblok.
Rasio Ekspor (barang dan jasa) terhadap PDB (dalam %) Indonesia turun terus, tertinggal jauh dari Vietnam.
Tahun 2021: Rasio ekspor/PDB Indonesia hanya 21,4 persen, sedangkan Vietnam 93,3 persen.
Baca Juga:
Jangan Salahkan Rakyat, Kebijakan Inkonstitusional dan Tirani yang Telah Membuat Kegaduhan Publik
Padahal, tahun 2021, ekspor Indonesia mendapat durian runtuh, windfall profit, dari kenaikan harga komoditas.
Baca artikel lainnya di sini: Prabowo Subianto Setiri Maung di Malang, Bawa Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi, dan Erick Thohir
Tetapi kenaikan ekspor Vietnam lebih spektakuler, meskipun tanpa komoditas.
Terbukti, ekonomi berbasis industri (Vietnam) mampu melampaui ekonomi berbasis komoditas (RI).
Perdagangan Internasional Indonesia keteteran dibandingkan Vietnam. Bagaikan langit dan bumi.
Baca Juga:
Ketua BNSP Serahkan Sertifikat Kompetensi GRC Tingkat Utama ke Menteri Bappenas
Sapu Langit Communications, Mitra Strategis untuk Hadapi Masalah Komunikasi Korporasi Anda
Sumber Daya Alam lambat laun akan berkurang dan habis. Seperti minyak bumi, Indonesia kini menjadi net importer.
Ketika Sumber Daya Alam menipis, dijarah pula, ekonomi Indonesia akan terpuruk.
Karena daya saing industri sangat lemah, maka Indonesia akan tertinggal jauh dari Vietnam, dan negara tetangga lainnya.
Kemiskinan akan semakin merajalela dan sulit terkendali.
Baca Juga:
Dukung Terciptanya Perdamaian di Myanmar, Prabowo Subianto: Indonesia Dorong Negara-negara ASEAN
Lanjutkan terus?.***